Update Bencana Pergerakan Tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi

Advertisement

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Label

Pengikut

Arsip Blog

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri yang Diunggulkan

Puteri Nelayan 2025: Djemima Shireen Ajak Generasi Muda Lestarikan Budaya Lokal

  KABAR UPDATE | SUKABUMI – Djemima Shireen, siswi berusia 17 tahun dari SMAN 1 Cisolok, resmi dinobatkan sebagai Puteri Nelayan Palabuhanr...

Update Bencana Pergerakan Tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi

KABAR UPDATE
Kamis, 12 Desember 2024

 

Kabarupdate.net | Sukabumi – Pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi, terus berlangsung dan memengaruhi ratusan warga. Berikut laporan terbaru mengenai situasi di lokasi.


Sebanyak 86 kepala keluarga (KK) atau 300 jiwa kini berada di empat titik pengungsian terpusat dan beberapa lokasi pengungsian mandiri seperti di

Kampung Cipanengah (RT 19, tenda besar): 28 jiwa (10 laki-laki, 8 perempuan, 2 bayi, 7 anak-anak, 1 lansia). Kampung Cipanengah (bekas kandang milik H. Suto) sebanyak  67 jiwa (12 laki-laki, 34 perempuan, 5 bayi, 15 anak-anak, 1 lansia). Kampung Pasirgede (saung milik Ari): 15 jiwa (5 laki-laki, 5 perempuan, 2 bayi, 3 anak-anak, 1 lansia). Dan di kampung Pasirgede (saung dekat lapangan): 18 jiwa (5 laki-laki, 7 perempuan, 1 bayi, 4 anak-anak, 1 lansia).


 Pengungsian Mandiri

Sebanyak 172 jiwa tersebar di rumah warga atau kerabat di beberapa lokasi, seperti Kampung Ciseureuh (RT 11 dan RT 12), Kampung Pasirgede (RT 19), Kampung Cipanengah (RT 20), serta Kampung Cikadaka (RT 17 dan RT 18).


Bencana ini telah menyebabkan kerusakan signifikan di 41 rumah (6 rusak sedang, 35 rusak berat).

dan 19 hektar sawah terdampak.


Fasilitas umum, 1 sekolah PAUD, 13 tempat ibadah rusak berat, 5 tempat ibadah rusak sedang, 16 ruas jalan, 5 saluran air, 21 talud penahan tanah (TPT) rusak berat, 4 jembatan, dan 2 TPT rusak sedang.


Distribusi logistik dilakukan ke sejumlah pengungsian, termasuk sembako, selimut, air minum, obat-obatan, pakaian, dan perlengkapan bayi. Namun, kebutuhan tambahan masih mendesak, seperti obat-obatan, perlengkapan bayi, karpet, serta fasilitas umum seperti musala dan MCK.


Intensitas hujan yang tinggi terus memicu pergerakan tanah. Sebanyak 175 KK atau 437 jiwa berada dalam ancaman longsor. Retakan dan penurunan tanah dilaporkan di beberapa titik, mengakibatkan kerusakan rumah setiap harinya.


Akses akomodasi dan jaringan komunikasi masih menjadi kendala, terutama di beberapa titik yang sulit dijangkau.


Demikian laporan terkini terkait bencana ini. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan memberikan arahan dan bantuan lebih lanjut untuk menangani situasi ini.


*Ismet /Budiman