Rumah Aset MPR RI di Bandung Terbakar Saat Aksi Massa Ricuh di DPRD Jabar

Advertisement

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Label

Pengikut

Arsip Blog

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri yang Diunggulkan

Panglima TNI Apresiasi Prajurit Selesai Latihan Bersama Yordania–Belarusia

  KABAR UPDATE | JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memberikan pengarahan kepada personel purna tugas Kontingen Latihan Ber...

Rumah Aset MPR RI di Bandung Terbakar Saat Aksi Massa Ricuh di DPRD Jabar

KABAR UPDATE
Sabtu, 30 Agustus 2025

 


KABAR UPDATE | BANDUNG  – Aksi massa di depan Gedung DPRD Jawa Barat pada Jumat (28/8/2025) berujung ricuh dan menimbulkan kebakaran. Sebuah rumah di Jalan Cilamaya, tepat di seberang Gedung DPRD Jabar, dilalap api setelah dilempar bom molotov oleh massa aksi.


Berdasarkan informasi di himpun, awalnya massa hanya melempari batu ke arah rumah tersebut, sebelum kemudian menyulut bom molotov. Api mula-mula membakar gorden depan, lalu merembet hingga ke bagian dalam rumah. Hingga sore hari, kobaran api semakin membesar, sementara massa juga membakar ban dan terus melempari bom molotov ke arah Gedung DPRD Jabar.


Kepala Biro Administrasi dan Pimpinan (Adpim) Pemprov Jabar, Akhmad Taufiqurrahman, membenarkan bahwa rumah yang terbakar tersebut merupakan aset milik MPR RI.

"Itu aset bangunan MPR RI," ujarnya di Gedung Sate, Jumat (29/8), dikutip dari merdeka.com.


Situasi di sekitar Gedung DPRD Jabar sejak siang memanas. Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan pengemudi ojek online melemparkan botol air mineral, batu, petasan, hingga bom molotov ke arah gedung. Hingga pukul 17.52 WIB, massa masih bertahan di lokasi. Sesekali terdengar suara letupan petasan yang ditembakkan ke udara.


Gelombang aksi ini merupakan bentuk solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online yang tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi unjuk rasa di Jakarta, Kamis (28/8/2025).


Selain itu, massa juga menyuarakan kekecewaan terhadap sejumlah pernyataan anggota DPR RI yang dianggap menyakiti hati rakyat, ditambah dengan isu kenaikan gaji dan tunjangan DPR RI yang semakin memicu kemarahan publik.



Editor: Ismet