Penertiban di TWA Istiqomah Palabuhanratu: Warga Kehilangan Tempat Tinggal, Ganti Rugi Dinilai Tak Sesuai

Advertisement

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Label

Pengikut

Arsip Blog

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri yang Diunggulkan

Panglima TNI Apresiasi Prajurit Selesai Latihan Bersama Yordania–Belarusia

  KABAR UPDATE | JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memberikan pengarahan kepada personel purna tugas Kontingen Latihan Ber...

Penertiban di TWA Istiqomah Palabuhanratu: Warga Kehilangan Tempat Tinggal, Ganti Rugi Dinilai Tak Sesuai

KABAR UPDATE
Kamis, 06 Februari 2025

 


Kabarupdate.net | Sukabumi - Penertiban di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Istiqomah, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, menyisakan kesedihan bagi warga yang terdampak. Sejumlah pemilik warung dan rumah mengaku kehilangan tempat tinggal dan usaha mereka, termasuk Maesaroh, yang telah tinggal di lokasi tersebut selama lebih dari 10 tahun.


"Saya sedih, rumah dan warung saya dibongkar. Saya sudah tinggal di sini lebih dari 10 tahun", ungkap Maesaroh sambil meneteskan air mata.

Selain kehilangan tempat tinggal, Maesaroh juga merasa uang kerohiman yang diberikan tidak adil dan jauh dari harapannya. "Bangunan saya permanen, tapi saya hanya dapat 3,5 juta rupiah. Sedangkan tetangga saya yang bangunannya lebih kecil justru mendapatkan lebih, bahkan ada yang dibayar 7 juta rupiah, ada apa ini? Saya merasa dizalimi," ujarnya.


Maesaroh mengaku dulunya membeli warung dan tempat tinggal dengan harga 65 juta rupiah, sehingga nominal uang kerohiman yang diterimanya sangat jauh dari nilai aset yang ia miliki. "Untuk sementara saya tinggal di rumah anak saya, tapi saya juga malu kalau terus-terusan di sana. Saya tidak tahu harus tinggal di mana," katanya.


Maesaroh juga telah mengadukan masalah ini kepada kepala desa setempat, yang sebelumnya menyarankan agar warga tidak membongkar bangunan sebelum menerima uang ganti rugi yang layak. Namun, kenyataannya, bangunan tetap dibongkar tanpa kepastian mengenai hak warga yang terdampak.

"Saya juga sempat diberi harapan oleh seseorang bernama Yanto, yang katanya tangan kanan jenderal. Dia bilang kalau uangnya belum layak, jangan dibongkar dulu. Tapi sampai sekarang Yanto tidak muncul," keluhnya.


Kini, Maesaroh dan warga lainnya hanya bisa berharap ada kebijakan yang lebih adil dari pihak berwenang agar mereka tidak kehilangan tempat tinggal tanpa solusi yang layak.


*Ismet