Gebyar 1 Muharam di Parungkuda: Semangat Hijrah dan Kebersamaan Warnai Tahun Baru Islam 1447 H

Advertisement

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Label

Pengikut

Arsip Blog

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri yang Diunggulkan

AWIBB Nilai Proyek Jembatan Cipamingkis Gagal Konstruksi, Minta APH Bertindak

  KABAR UPDATE | BEKASI  – Aliansi Wartawan Indonesia Bangkit Bersama (AWIBB) DPD Jawa Barat mendesak aparat penegak hukum (APH) seperti Kej...

Gebyar 1 Muharam di Parungkuda: Semangat Hijrah dan Kebersamaan Warnai Tahun Baru Islam 1447 H

KABAR UPDATE
Jumat, 27 Juni 2025


KABAR UPDATE | SUKABUMI - Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H / 2025 Masehi, masyarakat Parungkuda menggelar Acara" Gebyaar kegiatan" Gebyar 1 Muharam" yang berlangsung meriah di Lapang Parungkuda ini penuh Semangat keagamaan.


Acara ini di selenggarakan oleh  Dewan Tedy Setiadi  menghadirkan berbagai kegiatan bernuansa islami, mulai dari doa bersama, tausiah, pawai ta'aruf, hingga  penampilan Seni dan budaya islami dari pelajar dan santri setempat.


Kegiatan tersebut di hadiri oleh tokoh agama,tokoh masyarakat, perangkat desa,dan ratusan warga dari berbagai kalangan, Nuansa religius dan semangat kebersamaan sangat terasa sepanjang  acara berlangsung.


Dalam sambutannya, Dewan Tedy Setiadi menyampaikan bahwa peringatan 1 Muharam merupakan momen penting untuk memperkuat nilai nilai keimanan dan Persatuan Umat.


" Tahun baru Hijriah adalah Saat yang tepat untuk hijrah menuju kehidupan yang lebih baik, memperbaiki akhlak, mempererat persaudaraan, dan menjaga kedamaian antar-umat," ungkapnya.


 Acara juga diramaikan dengan pembagian santunan kepada anak yatim piatu dan Kaum Dhuafa sebagi bentuk kepedulian sosial, Doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat menjadi puncak dari kegiatan, menandai harapan baru di tahun 1447 hijriah.


Kegiatan Gebyar 1 Muharam ini mendapat apresiasi dari warga karena selain menjadi ajang syair Islam, juga menjadi ruang kebersamaan yang memperkuat tali silaturahmi di tengah masyarakat Parungkuda.


Jurnalis: Evi Susanti