Festival Budaya Hari Jadi Desa Tenjojaya, Kabupaten Sukabumi

Advertisement

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Label

Pengikut

Arsip Blog

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri yang Diunggulkan

Puteri Nelayan 2025: Djemima Shireen Ajak Generasi Muda Lestarikan Budaya Lokal

  KABAR UPDATE | SUKABUMI – Djemima Shireen, siswi berusia 17 tahun dari SMAN 1 Cisolok, resmi dinobatkan sebagai Puteri Nelayan Palabuhanr...

Festival Budaya Hari Jadi Desa Tenjojaya, Kabupaten Sukabumi

KABAR UPDATE
Senin, 19 Mei 2025

 


KABAR UPDATE | SUKABUMI - Desa Tenjojaya yang terletak di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, baru-baru ini merayakan hari jadinya yang ke-40 dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dan pemerintah desa. Salah satu kegiatan utama adalah gotong royong membersihkan bangunan peninggalan Belanda yang ada di wilayah desa tersebut. Kepala Desa Tenjojaya, Jamaludin Aziz, menyampaikan harapannya agar bangunan bersejarah tersebut dapat menjadi aset desa yang dikelola untuk kepentingan bersama masyarakat.


Selain itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui seminar kewirausahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serta motivasi berwirausaha, khususnya bagi para pelaku usaha tradisional maupun masyarakat secara umum. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 peserta dan mendapat tanggapan positif dari warga.


Perayaan Hari Jadi Desa Tenjojaya ke-40 menunjukkan semangat masyarakat dalam menjaga warisan budaya dan sejarah, serta upaya untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan ekonomi lokal.



Dalam rangka memperingati hari jadi tersebut, berbagai kegiatan budaya diselenggarakan untuk memeriahkan acara. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pertunjukan drumband, pencak silat, dan berbagai tradisi lainnya yang menampilkan kekompakan kelompok seni lokal. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan upaya pelestarian tradisi lokal yang telah mengakar sejak lama di Sukabumi.


Namun demikian, perlu dicatat bahwa belakangan ini terdapat kebijakan dari pemerintah daerah yang membatasi kegiatan pawai drumband di jalan raya, terutama yang berkaitan dengan acara perpisahan sekolah atau "samenan". Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pegiat drumband, karena tradisi tersebut telah menjadi bagian dari budaya lokal dan sumber penghasilan bagi banyak orang. Mereka berharap agar pemerintah memberikan pengecualian atau kebijakan khusus untuk Kabupaten Sukabumi, mengingat tradisi drumband dalam samenan hanya ada di daerah ini dan telah berlangsung sejak lama.


Meski demikian, dalam perayaan Hari Jadi Desa Tenjojaya, pertunjukan drumband tetap dapat dilaksanakan dengan meriah. Ini menunjukkan semangat masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal. Acara ini menjadi bukti bahwa tradisi drumband masih memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat Sukabumi.



Dalam rangkaian Festival Budaya Hari Jadi Desa Tenjojaya, selain drumband, juga ditampilkan berbagai seni tradisional Sunda, seperti:


  • Pencak Silat, seni bela diri khas Sunda yang sarat dengan nilai spiritual dan etika. Dalam acara ini, pencak silat ditampilkan sebagai simbol kekuatan, kearifan lokal, dan pelestarian budaya leluhur.
  • Jaipongan, tarian tradisional yang biasanya dibawakan oleh remaja putri sebagai bagian dari hiburan dan bentuk penghormatan kepada tamu undangan.
  • Rampak Gendang dan berbagai alat musik tradisional lainnya yang turut menyemarakkan suasana festival budaya di desa-desa Sunda.

Kegiatan seperti ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi media edukasi dan pelestarian budaya bagi generasi muda.


Jurnalis: Evi Susanti